Senin, 26 Januari 2009

Namaku apa?


MENGINGAT

Seorang Bapak tentu tidak akan asal-asalan dalam memberi nama buah hatinya. Ada berbagai pertimbangan yang di ambil sebelum memutuskan sebuah nama. Dialog-dialog kecil pun bisa saja terjadi di dalamnya. Raihana, misalnya. Di ambil dari bahasa arab ‘raihanah’ yang berarti perempuan yang menawan. Pertimbangan di dalamnya bisa jadi ialah sebuah permintaan pada Tuhan agar kelak anaknya tumbuh bak perempuan menawan yang enak di pandang.

Pertimbangan-pertimbangan dalam pemberian nama ini pun bukan hanya dimonopoli oleh seorang Bapak (berserta keluarga tentunya), akan tetapi juga oleh subjek lain. Masih ingat pada group band asal Kota gudeg, Letto? Apa nama itu di pilih karena gaya bermusik mereka yang cenderung letoy dan mellow? Bisa jadi memang begitu. Tapi, tunggu dulu. Dalam ilmu psikologi, mengenal istilah Lethologica. Sebuah kelainan psikologis yang membuat seseorang dapat terlupa mengenai kata kunci ataupun nama sebuah percakapan. Mengenai kemungkinan pengambilan istilah tersebut, tentu group band mereka sendirilah yang dapat menjelaskan alasannya.

Berjalan meninggalkan subjek sebelumnya, kita menuju pada subjek kasat mata. Pernahkan kita berpikiran kenapa Tuhan di pilih dalam sebuah nama. Penyebutan nama Tuhan ini pun berbeda antara agama satu dengan agama yang lain. Umat Kristen menempatkan kata ‘Bapa’ pada Tuhan mereka. Dalam kesempatan lain, mereka juga menulis ‘Alah’ (dengan satu’l’), Yahweh, Yahovah, atau Eloah. Nama Tuhan dalam agama Budha ialah Buddha. Sementara dalam Islam sendiri , memiliki 99 asmaul husna (nama baik bagi Allah). Bahasa Inggris telah menyetarakan nama Tuhan dalam satu kata, yakni ‘God’. Berbicara mengenai nama Tuhan seperti ini memang sesuatu yang amat sensitif. Adanya beragam pemberian nama Tuhan itu tentu berpendoman bahwa Tuhan ialah dzat Esa yang menciptakan Alam semesta. Inilah yang sebenarnya inti dari Ketuhanan itu sendiri.

Nama memang memiliki sebuah rahasia yang tidak akan tuntas jika dibicarakan dalam sekali dialog. Seringkali kita mendengar seorang anak yang bertanya pada Bapaknya, ”Itu namanya apa, Pak?” Ah, harus berapa tanda tanya untuk menjawab rahasia sebuah nama.

MENIMBANG

Beralih dari kesemua hal di atas, pemilihan nama pada blog ini tentu juga memiliki pertimbangan tersendiri. porospemburu. Pertama kali mengenalkan nama Blog ini pada seorang kawan, dia terkekeh. ”Kenapa harus pemburu? pemburu cinta maksudnya?”, tanyanya dengan mimik yang entah itu penasaran atau bahkan sebuah ejekan. Ditinjau dari susunan katanya, porospemburu = poros + pemburu = poros pemburu. Di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) telah tertulis jelas pengertian keduanya. Poros = sumbu (gandar) roda, dsb, sedangkan, pemburu = orang yang kerjanya berburu binatang.

Dari asal katanya terutama pada pengertian pemburu, penulis sangat tidak sepakat dengan kamus tersebut. Penempatan pengertian pemburu dalam kamus setebal lebih dari 4 cm itu, terlihat tidak mengindahkan kata berburu dari asal kata yang sama. Dilihat susunan katanya, pemburu= pe + buru. Menilik kembali kamus buatan Depdikbud dengan penerbit Balai Pustaka ini, telah ditekankan, buru = berburu ; mengejar atau mencari (binatang di hutan dsb). Entah pemikiran penulis yang diluar konteks atau apa, pemvonisan pemburu yang hanya berkutat pada binatang inilah yang menjadikannya rancu. Pada pengertian berburu sangat jelas terlihat penekanan binatang hanyalah pemisalan. Hal ini di benarkan dengan embel-embel ‘dsb’ -dan sebagainya- di bagian akhir pemisalan dalam kurung. Bukankah jika berkiblat dari pengertian berburu tersebut, seharusnya, pemburu: orang yang kerjanya berburu, mengejar atau mencari (binatang di hutan dsb). Selanjutnya, penulis berasumsi makna ‘dsb’ tentu amat sangat luas. Berburu harta karun,berburu rupiah, berburu amal, berburu cinta, berburu pengalaman, ialah beberapa contohnya.

Kembali pada pengertian porospemburu dalam pemberian nama Blog ini. Diartikan secara abstrak oleh penulis sebagai sumbu tengah dimana dijadikan tempat seorang pemburu untuk melakukan kerjanya berburu, mengejar dan mencari sesuatu. Sesuatu dalam artian yang luas dan mungkin akan sulit jika ditelaah lebih lanjut.

MEMUTUSKAN

Sebuah nama sebuah peristiwa. Sebuah nama memiliki sejarah tersendiri melalui serangkaian pemilihan yang cenderung panjang dan melelahkan. Makna yang terkandung di dalamnya dapat saja diinterpretasikan berbeda oleh orang lain. Tapi si empu pemilih nama tentu saja memiliki pertimbangan dan pengertian sendiri dalam pemilihannya.

Blog yang lahir pada 21 Januari 2009 ini menjadi tempat yang dirasa perlu bagi penulis sebagai pemburu, dalam melihat berbagai perihal dari sudut pandangnya sendiri. Ya, poros pemburu. Demikianlah keputusan terkait nama blog ini. Selamat datang, dan nikmatilah sajian ini.

Johan Bhimo

*) Gambar diambil dari sini